NULIS, yuk! part 1
Pemuda (kini) Rapuh
Oleh: Hana Restya yuni
Pemuda, tidakkah kau berharga?
Dalami seluk beluk posisimu
Bukankah kau punya cita-cita?
Mimpi itu dikejar, ciptakan terobosan
Bangun gagasan kuasa tinggi menjulang
Katanya zaman telah berganti sini
Tapi landasan masih terbelakangi
Sebab globalisasi sudah ditelani
Oleh pemuda yang berkini
Tiap-tiap jiwa pasti punya angan
Malulah jika kau berpangku tangan
Sadarlah hai keangkuhan
Buang jauh kemalasan
Otak emas harus dipakai
Asah terus hingga tercapai
Jiwa akan lahap dimakan usai
Tapi ilmu tak pernah lepas terurai
Meroketlah rangkai lintasan
Jalan terbuka jendala dunia menyapa
Jika sadar dirimu tak ada gunanya
Bukankah hidup harus ada keberkahan?
Selami ilmu hingga relung serabut
Teruskan sampai jasad berkalang tanah
Raga dibangun agar kau siap merenggut
Tunjukkan kau pemuda ketangguhan
Komunikasikan pada Negara
Bahwa layu bukan tempat berlabuh
Lanjut dengarkan hak rakyat kecil
Yang dikuasa oleh pengucil
Entah kapan akan berakhir
Observasi tiap air mata
Siapa jua berhasilkan mata air
Simpulkan banyak pencapaian
Prestasi diukir, kemampuan diukur
Bawa dunia ditanganmu
Bila perlu masukkan dalam hatimu
Rasakan gejola didada
Pasti sesak kan dirasa
Oranglain punya harta
Kau jangan bertahta
Oranglain ke luar negeri
Kau jangan melarikan diri
Disini teduhmu terjaga
Pada Bangsa yang mungkin mengayomi
Tidakkah malu pada mereka yang meminta
Berpendidikan harus turun kejalanan dahulu
Komentar
Posting Komentar